5 Cara Efektif Membuat Suasana Kelas Menjadi Lebih Kondusif

Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat membuat siswa betah di sekolah. hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang maksimal. Sementara lingkungan belajar yang tidak menyenangkan bagi siswa akan berpengaruh kepada hasil belajar siswa yang kurang baik.

Lingkungan belajar meliputi siswa, guru pengajar dan kondisi atau suasana di kelas,

Keragaman dan jumlah siswa didalam kelas juga mempengaruhi kondusifitas kelas. Umumnya kelas yang berisi siswa-siswa yang beragam akan lebih mudah terjadi konflik sementara jika jumlah siswa yang ada di kelas terlalu banyak maka hal tersebut juga tidak baik untuk suasana belajar yang mendukung. 

Guru yang baik serta berkompeten dibidangnya akan membuat siswa nyaman dan betah ketika belajar. Menjadi guru bukan sekedar melakukan transfer materi saja kepada siswa. Akan tetapi menjadi juga juga menjadi seorang pendidik yang memiliki kepedulian kepada siswanya.


Guru yang baik serta berkompeten dibidangnya akan membuat siswa nyaman dan betah ketika belajar.


Suasana kelas yang nyaman serta para pengajar yang baik dan berkompeten membuat siswa senang datang ke sekolah. Kenyamanan siswa di dalam kelas menjadi salah satu pendukung terciptanya suasana kelas yang kondusif serta dapat membuat siswa lebih bisa berfikir secara produktif.

Menurut KBBI pengertian kondusif adalah keadaan yang  memberi peluang pada hasil yang diinginkan yang bersifat mendukung. Dari sini dapat diartikan bahwa suasana kelas yang kondusif adalah keadaan yang mendukung siswa dan guru untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar agar tercapai tujuan belajar sehingga berdampak positif bagi guru dan siswa.

Banyak hal yang menyebabkan suasana kelas menjadi kurang kondusif, bagi guru yang sudah lama jam terbangnya dalam dunia pendidikan mereka akan memahami faktor-faktor penyebab suasana kelas kurang kondusif sehingga dapat diambil langkah antisipasi untuk mendukung suasana belajar yang lebih kondusif.


Berikut beberapa hal yang secara umum membuat suasana kelas kurang kondusif.




  • Metode mendidik guru yang hanya satu arah, sehingga siswa jarang atau bahkan tidak diberi kesempatan untuk 'bersuara'.
  • Kelas yang terlalu banyak aturan yang hanya dibuat oleh seorang guru tanpa melibatkan siswa.
  • Siswa di kelas merasa kelas bagaikan penjara karena terlalu banyak hukuman yang diberikan dan guru bersikap bukan men-support akan tetapi malah berperan sebagai hakim.
  • Kurangnya perhatian guru kepada siswa secara personal  akan menyebabkan siswa merasa asing didalam kelas ditambah guru yang tidak memiliki usaha lebih dekat kepada siswanya.
  • Terlalu banyak jumlah siswa di kelas, membuat guru kurang bisa melakukan penguasaan kelas
  • Adanya siswa yang memiliki kebutuhan khusus yang berada di kelas, sehingga dapat menggannggu proses KBM.
  • Ruangan kelas yang pengap atau terlalu sempit Membuat Guru dan siswa kurang nyaman.
  • Penataan peralatan kelas yang kurang teratur sehingga menyulitkan guru dan siswa tidak leluasa untuk bergerak.
  • Kondisi luar ruangan yang kurang kondusif yang dapat menimbulkan kebisingan didalam kelas.
  • Siswa terbebani dengan banyak tugas atau PR yang diberikan sehingga ketika masuk kelas hanya tinggal lelah karena mengerjakan tugas di malam hari.



Guru yang memiliki ketulusan dalam mendidik sangat berpotensi besar dalam keberhasilan pendidikan siswanya. ketulusan dalam mendidik akan melatih intuisi guru dalam memerankan diri sebagai orang tua di sekolah serta lebih mudah memahami karakter anak secara personal.

Bagi guru yang baru awal-awal mengajar atau bagi mahasiswa keguruan yang baru mulai praktek kerja lapangan umumnya merasa kesulitan untuk membuat kelas menjadi kondusif terutama ketika menangani kelas yang terdapat anak-anak spesial yang bagi mereka sulit untuk diatur.


Berikut beberapa tips atau cara membuat suasana kelas menjadi lebih kondusif sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar yang berkualitas




1. Kesan pertama ketika mengajar

 Bangun kesan diawal bertemu dengan rasa penuh tanggung jawab siswa dalam etika.

Bila anda adalah seorang guru baru atau anda adalah seorang guru yang berjumpa dengan siswa anda yang baru maka buatlah kesan pertama saat perjumpaan tersebut menjadi menyenangkan. Bertemu dengan sedikit candaan akan membuat siswa merasa nyaman ketika kita mengajar sehingga diharapkan siswa seterunya akan merasakan nyaman dengan kita karena kesan baik yang sudah kita bentuk dari awal.

Dan jangan lupa anda adalah seorang pendidik yang memiliki wewenang serta tanggung jawab siswa anda. Bangun kesan diawal bertemu dengan rasa penuh tanggung jawab siswa dalam etika.

Senyaman apapun keadaan kelas yang anda bimbing jangan sampai sedikitpun ada satu anak yang melanggar etika. contohnya menyela pembicaraan, berjalan-jalan dikelas tanpa kepentingan padahal saat itu anda sedang berbicara, membuang sampah tidak pada tempatnya, atau berbuat hal yang kurang layak kepada temannya.

Tentunya anda menegur dengan cara yang lembut dan tunjukan bahwa anda tidak suka dengan sikap siswa tersebut dengan cara yang tidak menyakiti hati siswa tersebut

2. Rasa Segan bukan rasa takut


Umumnya guru yang kurang sabar dalam mendidik akan mengedepankan sikap apatis kepada siswa yang kurang sopan

Kelas menjadi tidak kondusif ketika siswa tidak memiliki rasa hormat kepada gurunya. siswa yang tidak memiliki rasa segan umumnya akan bertindak semaunya sendiri.

Umumnya guru yang kurang sabar dalam mendidik akan mengedepankan sikap apatis atau tidak peduli kepada siswa yang kurang sopan. Atau menggunakan metode kurang cocok untuk mendisiplinkan siswa seperti membentak menjewer ataupun menendang. 

Membuat siswa takut kepada guru hanya akan mendisiplinkan sesaat yang ujungnya siswa tidak menjadikan siswa nyaman di sekolah dan merasa merdeka ketika kembali kerumah atau merasa bebas ketika tidak bertemu guru tersebut.

Mendidik hendaknya mengutaamakan kasih sayang dari pada menghukum siswa. Kasih sayang yang tulus dari seorang guru akan menumbuhkan rasa segan dihati siswa terhadap guru bukan rasa takut.

Rasa segan akan membuat siswa tidak enak hati ketika ingin melanggar aturan atau norma di dalam kelas dan membuat siswa berusaha menghilangkan kebiasaan buruk dirinya di dalam kelas.

Rasa segan siswa dapat di bentuk di awal pertama bertemu atau kesan pertama. Guru yang memiliki budi pekerti yang luhur, lembut dalam bersikap dan santun dalam perintah dan teguran akan lebih disegani siswa dibandingkan guru yang sering marah-marah.



3. Membuat kesepakatn di kelas


Dalam bersosialisasi di masyarakat kita butuh terhadap suatu aturan yang di sepakati bersama dan dijalankan bersama agar menciptakan lingkungan masyarakat yang kondusif.

Sebagaimana masyarakat di suatu daerah siswa juga merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang membutuhkan aturan atau norma yang harus dijalankan di sekolah khususnya di dalam kelas.



  •  Aturan yang baik dan tidak terlalu memberatkan siswa akan membuat kegiatan jam belajar mengajar lebih kondusif. Karena siswa memiliki batasan-batasan dalam beraktivitas yang dimaksudkan agar para siswa tidak berbuat sekehendak mereka sendiri yang dapat merugikan dirinya dan warga kelas
  • Hendaknya aturan aturan yang bersifat urgen atau sangat penting di tulis di kertas kemudian di tempel atau dipajang di kelas agar siswa mudah mengingatnya.

  • Hendaknya aturan dibuat atas kesepakatan guru dan siswa di didalam kelas tersebut dan bukan aturan yang satu arah hanya dari guru. Aturan yang dibuat secara  bersama-sama akan membuat siswa miliki rasa tanggung jawab untuk mejalankan aturan itu.

  • Membuat format penulisan yang rapi dan sederhana serta tidak terlalu banyak akan membuat siswa tidak malas untuk membaca untuk mengingat aturan tersebut.
  • Usahakan aturan dibuat semenarik mungkin dengan poin-poin yang mudah difahami atau bahkan mudah dihafalkan


Sementara aturan yang bersifat seperti etika kepada guru dan hubungan dengan teman hendaknya disampaikan secara berkala dengan bahasa yang menarik. Memberikan motivasi dengan menyebutkan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh siswa ketika menjalankan aturan yang disepakati bersama serta norma yang telah diajarkan, membuat siswa akan lebih semangat mentaati aturan serta norma tersebut.

Hindari kata hukuman ketika siswa melakukan kesalahan atau melakukan pelanggaran ganti kata hukuman dengan kata konsekuesi. Kata konsekuensi akan lebih menumbuhkan rasa tanggung jawab . Dan hendaknya ketika siswa mendapat sebuah prestasi atau ketika berhasil mentaati aturan maka berikanlah hadiah, Hadiah tidak harus dalam bentuk uang atau barang, hadiah bisa dengan doa yang baik yang tulus dari hati seorang guru kepada siswa di depan kelas.


4. Membuat kelompok

Pembentukan kelompok didalam kelas akan memudahkan guru dalam mengkoordiner tugas

Idealnya didalam kelas jumlah murid tidak lebih dari 40 orang, rata-rata kelas yang baik untuk suasana kondusif berisi 30-40 anak di dalam kelas tergantung dari kemampuan guru. 

keterbatasan kemampuan guru dalam mengelola kelas karena terlalu banyaknya siswa yang dia ajar, membuat suasana kondusif kurang tercapai secara maksimal.

Penguasaaan kelas oleh guru didalam kelas untuk menangani siswa yang terlalu banyak jumlahnya adalah dengan dibuat kelompok yang maksimal satu kelompok berisi tujuh anak.

Pembentukan kelompok didalam kelas akan memudahkan guru dalam mengkoordiner tugas untuk siswanya serta secara tidak langsung akan menumbuhkan sikap kepemimpinan terhadap siswa.

Selain itu siswa lebih dapat tertanam sikap tanggung jawab kepada guru dan kepada kawannya sendiri serta membuat mereka lebih terpacu untuk berlomba dalam kebaikan.

Guru juga dapat memberikan instruksi kepada ketua kelompok untuk mencatat atau menegur temannya yang tidak taat aturan sehingga lebih mudah bagi guru dalam melakukan penguasaan kelas.



5. Suasana kelas yang menyenangkan

Suasana kelas yang bersih berpengaruh besar terhadap kenyamanan siswa.

Membuat siswa nyaman didalam kelas akan berpengaruh kepada mood atau perasaan semangat siswa untuk belajar. Kelas rapi, indah dan bersih akan membuat siswa betah berlama-lama didalam kelas serta tidak mudah merasa bosan saat belajar.

Penataan kursi dan meja yang rapi akan membuat siswa lebih leluasa dalam bergerak. Mengatur jarak duduk antara siswa satu dengan siswa lainnya akan membuat siswa nyaman dalam bergerak. Penataan kelas yang kurang rapi, selain membuat tidak enak dipandang mata juga akan membuat ketidaknyamanan siswa dalam belajar.

Menghiasi kelas dengan lukisan-lukisan, karya-karya, serta desain kelas yang warna-warni, membuat kelas terkesan tidak monoton. Pemberian Vas bunga atau hiasan yang lain di meja guru juga akan memperindah pandangan siswa ketika melihat guru didepan. Kelas yang penuh warna dan variasi yang menarik akan menambah kenyamanan siswa dalam belajar.

Suasana kelas yang bersih berpengaruh besar terhadap kenyamanan siswa. Kelas yang dipenuhi kotoran tentu sangat membuat siswa dan guru tidak nyaman. Oleh karena itu penting untuk membuat siswa konsisten dalam merawat kebersihan kelas dengan piket serta menumbuhkan rasa kepedulian terhadap diri siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan kelas.

Rasa kepedulian terhadap kelas akan muncul ketika komitmen siswa terhadap cinta kebersihan dan lingkungan telah terbentuk.

Membentuk komitmen siswa terhadap kebersihan dapat dilakukan secara bertahap tentang terus memotivasi siswa pentingnya menjadi kebersihan serta dapat dilakukan dengan menempelkan stiker-stiker yang berisikan dorongan agar siswa cinta kebersihan dan cinta lingkungan.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "5 Cara Efektif Membuat Suasana Kelas Menjadi Lebih Kondusif "

Post a Comment